MENOLAK BUNGKAM
Pada
setiap mimpi tentang keadilan selalu ada orang-orang yang siap berkorban. Para
pejuang yang sudi mempertaruhkan segalanya membela orang-orang yang tak selalu
dikenalnya bukan hanya menumbalkan diri sendiri kadang meninggalkan keluarga
dan sanak famili. Mara bahaya jadi santapan sehari-hari resiko tak ubahnya kopi
di pagi hari, dari para pejuang yang rutin menghadpi ancaman kita akan
bertanya, dari manakah asal usul keberanian.
Kerap
kali pendapat ini dan itu muncul dengan mengkritisi pemimpin bahwa kepedulian
pemimpin sangat dibutuhkan oleh rakyatnya. Kerap kali muncul pendapat bahwa
pemimpin lupa akan tugasnya jika sudah menjadi.
Menyangkut
sebuah kasus yang masih belum terpecahkan dengan keluarga mempunyai harapan
agar pemerintah ikut merasakan apa yang telah sanak famili rasakan. Berharap
pemerintah menuntaskan kasus-kasus yang ada rakyatnya yang selalu ingat bahwa
ada ruang dimana jika sudah tahu tak perlu meminta untuk penyelesaian kasus
tersebut.
Di
rakyat itu sendiri pasti ada rasa kehilangan itu pasti tidak bisa tergantikan
ketika orang tidak pernah luka dengan orang yang pernah luka itu beda, jadi
rasa itu bukan kemudian menjadikan sakit tetapi menjadikan punya energi untuk
bahwa tidak semua rakyat harus merasakan hal yang tidak enak dan adalah salah
jika semua orang menyatakan dendam yang tersimpan begitu kental karena rasa
cinta kepada Negeri melumpuhkan rasa keinginan membalas tersebut.
Diterror,
diintimidasi, disiksa, dihilangkan, hingga dibunuh kerap dialami oleh para
Aktivis di Negeri ini ketika Aktivis menyuarakan kejanggalan, maka nyawa jadi
taruhan. Sederet ancaman itu nyata.
Untuk
mempunyai keberanian dalam mengkritisi mnyuarakan suaranya mungkin adalah
sebuah resiko.
Dikriminalkan
menghabiskan hari-hari dibui menjadi bagian perjalanan yang dialami oleh banyak
Aktivis dengan Menolak Bungkam menyuarakan suara. Sura ketidak adilan yang
mereka serukan membela rakyat yang tertindas dengan berbagai kisah memilukan
yang dialami para Aktivis di Negeri ini.
Apakah
memang negara betul tidak berdaya?
Kesimpulan : Kerap terjadi dengan
kepentingan individual dan kebersamaan menyangkut prioritas bangsa menyatukan
semua rakyatnya, berjalan menyelesaikan masalah yang ada bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar